Bagaimanakah perasaanmu jika diumpat-umpat oleh orang yang tidak kau dikenal??? padahal kamu tidak bersalah. Atau mungkin kau mengenalnya dan kau melakukan kesalahan (sedikit/buannyak, karena pada hakekatnya kita memang diberi kelebihan mudah melakukan kesalahan), apakah kita akan sakit hati???? Apalagi mengumpatnya bukan sembarang umpatan, akan tetapi umpatan kelas kakap, Kalo bahasa jawanya dipisuhi, Ingglisnya diFucky, Arabnya di bahluli, Jepangnya dikotomi, dan lain-lainlah. Intinya, kamu pasti tidak suka kan??? nggak berkenan kan??

Naluri manusia (yang masih nor... lho..), pasti nggak enak hati jika ada orang yang meremehkan, mengumpat, memarahi, melecehkan atau apalah yang berkonotasi menrendahkan atau menjatuhkan jati dirinya. Hati kecilnya pasti akan miris banget, dan memubuatnya memendam dendam yang nggak ketulungan, dan mungkin si korban ingin membalas dengan balasan setimpal bahkan lebih.
Sabtu kemarin, dalam perjalanan antara Surabaya - Madiun, saat di dalam angkot jurusan Bratang aku melihat kejadian itu. Aku yang melihat dan mendengar umpatan itu, ngeri rasanya, ndak tahu apa yang dirasakan korban umpatan.  Dalam angkot itu terdapat salah seorang penumpang yang sangat nyebelin banget, perawakannya kasar, kayaknya dia tukang bangunan, suaranya juga keras, wajahnya serem banget cemberut melulu, wes pokoknya, perut lapar jadi kenyang (atau tambah lapar ya???) jika melihat wajahnya. Yang, akan kita bicarakan kali ini bukan masalah performance dia, tapi akhlak atau sikap dia dalam menghadapi sesuatu.

Si sopir angkot berhenti untuk menunggu penumpang dan menurutku itu wajar, karena waktu itu penumpang masih sedikit. Mungkin ia berpikir barangkali ada tambahan 1,2 atau penumpang. Tapi, penumpang yang kasar tadi langsung nyerocos nggak karuan, dia mengumpat sopir angkot tersebut dengan kata-kata kotor yang ndak layak diucapkan oleh orang yang sudah gedhe apalagi kayaknya sudah berkeluarga.

Kemudian, entah karena mendengar umpatan itu atau dirasa sudah cukup menunggu, namun penumpang tak kunjung datang, pak sopir kembali menginjak pedal gas angkot tuanya yang telah menemani mencari nafkah selama ini. Namun, angkot tersebut hanya berjalan pelan, dan kembali penumpang garang tadi mengumpat seenak udelnya. Dan akupun harus menikmatinya dengan terpaksa.

Beberapa menit kemudian sampailah kami di POM bensin, kemudian sopir membelokkan mobil tuanya untuk membeli bensin, dan tahukah kamu apa yang terjadi??? ya penumpang tadi mengumpat lagi dan yang mengherankan, penumpang lain yang dari tadi diam saja ikut mengamini, lagi-lagi aku hanya bisa terdiam tidak mampu berbuat apapun selain merenung dan berdo'a dalam hati semoga hal ini tidak terjadi padaku.
 
Angkot kembali berjalan seelah selesai mengisi bensin, dan yang membuat aku bersyukur, laju angkot menjadi cepat dan tidak kudengar lagi umpatan itu dengan keras (aku nggak tahu dihati mereka).
Peristiwa ini menjadi renungan bagiku, tidak seharusnya kita berkata dengan kata-kata kotor jika memang keadaan yang ada tidak sesuai dengan keinginan atau harapan kita apalagi sampai mengumpat-umpat nggak karuan. Cobalah untuk berfikir jika kita berada pada kondisi seperti yang dialami sopir angkot tadi.

Dan aku rasa, manusia yang masih berada pada fitrohnya pasti merindukan kedamaian, tidak ada kata-kata kotor yang melukai hati. Betapa indahnya, betapa damainya, jika hanya mendengar kata-kata yang baik, dan tidak menyesakkan telinga. Bukankah, kita tahu setiap ungkapan, gerak-gerik kita akan dimintai peranggungjawaban oleh-Nya???? Bahkan, salah satu tanda bahwa kita masih beriman kepada Allah dan hari akhir adalah berkata yang baik-baik saja???? 
Pelajaran buat kita bersama, jika suatu saat nanti kita menghadapi berbagai permasalahan, karena kata-kata yang baik lebih dapat menyelesaikan masalah dan lebih enak didengar daripada sekedar umpatan dan tentunya tidak melukai pihak lain.
Tetapi, itulah kehidupan, keseimbangan, dan warna-warninya, mau apa lagi......???? kita warnainya dengan hal-hal yang baik aja yaaa.......!!! setuju?????  ... Peace.....!!! :D


8 Comments

  1. berarti ada benernya juga dong pepatah yang bilang "Diam itu emas",
    ya terkadang memang ada penumpang yang suka ngedumel d'angkot, mungkin mereka lupa kalo sebenernya sopir angkot itu juga butuh buat setoran sama makan keluarganya, jadi wajar ajah kalo angkot suka ngetem

    BalasHapus
  2. mungkin kita harus melatih kesabaran diri ya sob, tidak seperti penumpang tadi yang maunya cepet saja, sampai mengumpat gitu,

    padahal mengumpat itu kan hanya akan membuat orang lain memandang rendah pada kita karena berbahasa yang tidak sopan.

    BalasHapus
  3. tapi, bukan berarti cengeng kan, kalo nggak terbiasa dengar umpatan???

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. pertama-tama..
    Pengen muji nh,
    blog ny makin t.o.p niih...bgus dah templteny,hehe

    ..
    Ehm..nice post,
    inti nya, kita mesti sabar,jgn kburu emosi an kalo sesuatu it gak ssuai dgn yang kita harepin, jgn seperti bpk2 dcerita ini. Y kn?
    Tapi kalo dah bner2 ngeselin, gampar ja..loh?
    *bcanda kok*
    hehehe

    BalasHapus
  6. @ Celotehan: yah itulah resiko kalo naik angkot...

    @ Dwi: Setujuuuu.....!!

    @ Labirin: Bukan cengeng sob, hanya saja kita harus tahu bgaimana sikap yg lebih baik, apa kalo mengumpat masalh jadi selesai...???

    @ Rezkaocta: bingung, cari template yg pas, chatboxny belum kepasng

    @ Inspirasi Kecil: Thank's kunjungnya....

    BalasHapus

hai-hai... thank's very-very much ya buat kamu-kamu yang sudah meluangkan waktu buat mampir diblog ini. Meskipun content2nya belum sesuai dengan tema blog (belajar bareng), kuharap nggak menghalangi buat komentar...