Sedianya, tulisan ini mau diikutkan lomba "Menulis Resensi" pada Hari Buku, beberapa hari yang lalu. Tapi karena aku telat akhirnya nggak jadi disetorin. Akhirnya terbersit untuk dipostingkan aja. Karena ini yang pertama, pasti banyak salah, entah dalam susunan kalimat maupun penggunaan bahasa. Berharap temen-temen blogger berkenan untuk memberi masukan.
Judul Buku        : 1001 Cara Beerdakwah (Sukses Berdakwah Kapan pun dan di Mana pun
Penulis               : Abdullah Ahmad Al-'Allaf
Penerjemah     : Ardiansyah Ashri Hussein
Penerbit            : Ziyad Visi Media, Surakarta, Cetakan Pertama Ramadhan 1429 H/ September 2009
Tebal                  : Cover + 375 Halaman 

DAKWAH ITU ‘MUDAH’ LHO!!!! 

Jika kita mendengar istilah atau kata ‘dakwah’, yang sering terlintas dalam pikiran kita adalah seorang ustadz atau da’i yang sedang berceramah di atas mimbar, memakai sorban, peci, berjenggot, hafal banyak dalil dan anggapan-anggapan lain yang menyatakan seolah-olah aktivitas dakwah hanya dapat dilakukan segelintir orang saja. Sehingga kita jumpai banyak diantara kaum muslimin yang enggan untuk berdakwah karena mereka merasa tidak bisa melakukannya. Padahal, dakwah merupakan suatu aktivitas yang paling mulia diantara sekian banyak aktivitas yang ada.
Karena dengannya seseorang akan memperoleh kebahagiaan yang tiada terkira sebab petunjuk yang ia terima. Maka, bagi siapa saja yang melaksanakannya, dia akan menjadi manusia yang paling baik perkataan dan perbuatannya. Allah subhaanahu wa ta’alaa berfirman:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Fushshilat: 33).
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam telah bersabda kepada shahabat Ali radhiyallahu’anhu:
“Demi Allah, jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang melalui perantaraamu, yang demikian itu lebih baik bagimu dari onta merah” (HR. Bukhari  dan Muslim)
Pada masa itu, onta merah merupakan harta yang paling mewah yang dimiliki bangsa Arab dan tidak ada bandingannya. Namun demikian, ia tidaklah lebih baik dari sebuah perkataan yang terkandung padanya nilai-nilai dakwah.
Perlu diketahui bahwa aktivitas dakwah tidaklah terbatas oleh waktu dan tempat, serta dalam kesempatan apapun, baik malam maupun siang. Saat ini, aktivitas dakwah sangat dimudahkan dengan adanya berbagai sarana modern serta instrumen-instrumen yang dapat digunakan. Hal ini merupakan buah dari revolusi industri, sains, dan aktiviatas pers yang terus berkembang di berbagai aspek publik. Semua sarana dan fasilitas tersebut telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para ulama dalam menyebarkan dakwah kepada masyarakat.
Sehingga, aktivitas dakwah seharusnya tidak menjadi momok yang menakutkan dan memberatkan bagi kaum muslimin karena merasa tidak memiliki kemampuan. Karena dakwah bukanlah public speaking yang menuntut kita untuk berbicara di depan banyak orang. Tidak ada paksaan dalam berdakwah, karena dakwah hanya dilakukan sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri kita. Karena dakwah itu mudah, karena pada hakekatnya setiap gerak gerik kita merupakan seruan dakwah. Terserah kepada kita, mau diisi apa, pesan-pesan yang kita sampaikan melalui ucapan dan gerakan itu, seruan kepada Allah azza wa jalla ataukah menuju syetan.
Maka ilmuilah dien ini dan dakwahkan serta tidak lupa mengamalkan. Karena dakwah itu ‘mudah’. Maka, siapa pun Anda, kalangan pelajar sekolah maupun mahasiswa, pengusaha, karyawan maupun atasan, orang kantoran atau orang rumahan, tua muda, laki atau perempuan, siapa pun Anda, jangan enggan untuk berdakwah. Tidakkah kita terpikat dengan sesuatu yang lebih baik dari harta yang paling mewah, tidakkah kita menginginkannya???
Akan tetapi, seyogyanya seruan dakwah kepada agama Allah ini dilakukan dengan metode dan cara-cara yang telah disyari’atkan dan diperbolehkan dalam agama, serta melalui ide-ide yang selalu berkembang dari waktu ke waktu.
Bagi anda yang bergelut dalam dunia ‘dakwah’ atau baru akan menyelam di dalamnya, buku “1001 Cara Berdakwah, Sukses Dimana Pun Dan Kapan Pun” karya ulama Timur Tengah yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ini layak anda konsumsi. Baik sebagai buku pegangan dan panduan maupun tambahan referensi dalam menemani aktivitas dakwah Anda setiap harinya.
Buku ini mengajak kita untuk mendalami tentang seluk beluk aktivitas dakwah, apa, bagaimana, siapa, dimana, dan kapan?. Memuat kumpulan pengalaman para da’i dari kehidupan dan aktivitas mereka di lapangan dakwah. Buku ini juga menampilkan rangkuman ide-ide serta konsep-konsep mereka yang telah sukses di medan dakwah, baik yang ringkas dan praktis maupun terperinci agar memberi manfaat bagi para da’i dimana dan kapanpun.
Dalam buku ini, insyallah pembaca juga akan mendapatkan ratusan ide, metode, dan konsep dakwah yang merupakan pengalaman praktis dan aktual dari para ulama dan da’i, baik dahulu maupun masa kini. Namun, jika pembaca mau teliti dalam mencermati dan mengulas lebih dalam metode, kiat, dan ide-ide yang telah dipaparkan, penulis buku ini menjamin kita akan menemukan lebih dari seribu metode yang dapat digunakan didalam berdakwah. Penulis memberikan kebebasan bagi para da’i yang hendak berdakwah, untuk memilih dan menentukan cara yang paling cocok dan sesuai dengan kemampuan serta kapasitas yang dimiliki.
Pada awal pembahasan buku ini, pembaca akan diantarkan pada pemahaman tentang apa itu dakwah. Pengertian dakwah dan metode (Al-Uslub) secara bahasa maupun istilah. Kita juga akan berikan pemahaman tentang sejauh mana serta batasan-batasan dalam menggunakan sarana dan metode dakwah. Hal ini penting, karena seringkali kita dapati da’i-da’i yang melampui batas dalam berkreasi menggunakan sarana dan metode dakwah. Bahkan tidak jarang diantara mereka yang menggunakan sarana dan metode dakwah yang menyerupai syiar orang-orang kafir. Seperti terompet dan lonceng yang merupakan syiar orang Yahudi dan Nasrani. Hal ini jelas dilarang dalam syariat, sebagaimana hadist Rasulullah: “Bukan termasuk dari golongan kami orang-orang yang menyerupakan dirinya dengan orang lain. Janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Kemudian dilanjutkan dengan memaparkan pilar-pilar dakwah yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan shirah salafus shaleh. Bab ini mencantumkan tentang kepada siapakah kewajiban dakwah itu dibebankan? Kepada apa kita berdakwah? Kepada Siapa kita bedakwah? Bagaimana kita berdakwah? Serta dimana dan kapan kita melakukan aktivitas dakwah.
Pada bab-bab selanjutnya, penulis akan menunjukkan pada banyak hal yang akan menambah keyakinan kita bahwa dakwah itu memang mudah. Kita akan terbelalak, karena ternyata hal-hal kecil yang ada dalam diri kita dapat dijadikan sebagai sarana dalam berdakwah. Dengan majalah kartu nama, majalah islami (bekas), bahkan kita dapat membuat majalah dinding (madding) di rumah kita. Penulis juga memaparkan tips dan trik berdakwah perseorangan maupun kelompok. Dengan alat tradisional sampai dengan teknologi canggih seperti internet dapat dijadikan sebagai media atau sarana dakwah. Selain itu, penulis juga menyajikan dengan apik beberapa hal yang harus menjadi perhatian da'i dalam upaya pengembangan diri.  Bagaimana agar mudah diterima mad'u dan berbagai tips dan trik lain yang mudah diterapkan. Akhirnya, setelah membaca buku ini, kita pasti dapat menyimpulkan bahwa berdakwah itu memang mudah.
Tata letak tulisan yang tampak tidak teratur serta pengaturan margin yang terlalu masuk ke dalam membuat buku ini terlihat terlalu tebal, sehingga pembaca akan merasa kurang nyaman ketika membacanya. Namun, pemiilihan jenis kertas, font dan ukuran yang tepat membuat mata kita tidak cepat lelah ketika membacanya. Ditambah dengan pembesaran huruf pada penomoran halaman yang memudahkan pencarian setiap bab yang diiinginkan merupakan nilai lebih yang dimiliki buku ini dalam hal layout.
Pembahasan yang sistematis, praktis, aktual serta bahasa yang mudah dipahami pada setiap babnya yang membuat dapat menutupi kekurangan tersebut. Dengan kepraktisan dan uraiannya yang baik, membuat mutiara yang tersimpan dalam buku ini mudah dipahami oleh siapa saja yang berniat untuk mendalami kajian dakwah baik dari kalangan pelajar maupun pengusaha, bahkan para ibu rumah tangga pun dapat membaca buku ini karena kesibukan di rumah bukanlah suatu halangan untuk tidak berdakwah.
Setelah membaca buku ini, dijamin hati anda akan tergerak untuk melakukan aktivitas dakwah. Oleh sebab itu, jangan sampai terbetik dalam hati kita untuk tidak atau berhenti berdakwah. Karena siapa saja bias berdakwah. Karena dakwah itu ‘MUDAH’.
Bedakwah???? Siapa takut.


14 Comments

  1. buat resensi ya???? haduh ampun deh kenangan tugas terburuk masa SMA

    BalasHapus
  2. wah saya gak begitu tau judul buku yg trkenal.
    emang buku ini bagus ya?!

    BalasHapus
  3. wah,ternyata dakwah bukan khusus buat ustad doang ya? hiks jadi mlu..

    BalasHapus
  4. ass... terima ksih tlah berknjung di blog ku, tlisan km jg bagus :)

    BalasHapus
  5. @Cay's Iya nieh... harus melalap buku dulu
    @Tukang Pamer Bagus banget, tapi relatif ding...
    @I-one kita semua wajib berdakwah lho..
    @ammie masih belajar nieh.

    BalasHapus
  6. mudah,.... tapi sedikit yang bisa melaksanakannya.

    BalasHapus
  7. @I-one yup sob, kita mencegah perbuatan keji dan mungkar itu aja udah disebut dakwah walaupun dalam sekala kecil.

    BalasHapus
  8. jadi pengen punya buku nya ne..... soalnya saya lagi belajar berdakwah dan pidato ne...

    BalasHapus
  9. baru tau saya sob setelah baca tulisan ini B)

    BalasHapus
  10. sampaikanlah walau satu ayat..ya khan? :-)

    BalasHapus
  11. @wakit mari kita mulai...
    @Ude Baha setujuuuu!
    @choirul Murah kok... beli aja langsung
    @SHUDAI AJLANI (dot) COM begitu kah??
    @amisha iya... tapi harus dipahami dengan benar apa yang hendak disampaikan, jangan sampai mad'u salah dalam memahami

    BalasHapus
  12. Kalau lagi patah semangat berdakwah, diomongin atau dianggap naif..

    Saya ingat betul kata2 seseorang yang sangat saya hormati..
    "Calon penghuni surga itu harus mendapatkan banyak cobaan ukh.."

    Begitu aja, dah cukup rasanya menguatkan kita, Semoga ALLAH meridhoi jalan kita, sebagai pejuangg berpedang pena.. Aamiiin..

    BalasHapus
  13. nice sharing.. makasih kunjungannya :)

    BalasHapus
  14. info yg menarik...

    aku suka denger dakwah tapi tak bisa berdakwah... :)

    BalasHapus

hai-hai... thank's very-very much ya buat kamu-kamu yang sudah meluangkan waktu buat mampir diblog ini. Meskipun content2nya belum sesuai dengan tema blog (belajar bareng), kuharap nggak menghalangi buat komentar...